Sunday, April 15, 2007

ZAINAB AL-KUBRA

Beliau adalah putri pertama Rosululllah dari Siti Khodijah yang dilahirkan sepuluh tahun sebelum ayah beliau diangkat menjadi nabi. Hampir sempurnalah sifat Zainab, sehingga dia disunting oleh sepupunya yaitu Abu Al ‘Ash bin Rabi’. Dia adalah orang terpandang di Mekkah dan nasabnya yang bagus.
Dalam usianya yang masih muda, Zainab mampu mengatur rumah tangga dengan baik, tampak kebahagiaan dalam rumah tangga Zainab. Pada saat Muhammad diangkat menjadi Nabi telah terjadi perubahan besar pada diri zaenab.
Setelah suaminya pulang dari perjalanan jauh, zaenab menceritakan perubahan tersebut, namun suaminya mensikapinya diam dan tidak bereaksi. Usaha zainab tidak ber henti begitu saja ia tiap hari berusaha meyakinkan suaminya, namun suaminya menjawab, “Demi Allah, bukannya saya tidak percaya dengan ayahmu, hanya saja saya tidak ingin dikatakan bahwa aku telah menghina kaumku dan mengkafirkan agama nenek moyang ku karena ingin mendapatkan keridhaan istriku." Sejak saat itu rumah tangga Zainab menjadi gelisah dan guncang.
Zainab tetap tinggal di Mekah saat kaum muslimin hijrah ke Madinah. Tatkala pecah perang Badar, Abu Al ‘Ash bergabung dengan kaum musrik memerangi kaum muslimin dan dia menjadi tawanan kaum muslimin. Kemudian Zaenab mengutus seseorang untuk menebus suaminya dengan harta dan kalung pemberian ibunya yang sangat berharga baginya. Rasul bersabda,”jika kalian melihatnya sebagai kebaikan maka bebaskanlah tawanan tersebut, dan kembalikanlah harta tebusannya maka lakukanlah.” Maka para sahabat membebaskan Abu Al ‘Ash dengan syarat tidak menghalangi Zaenab untuk berhijrah.
Sesampainya di Mekkah, Zaenab menyambut suaminya dengan suka cita, namun Abul ‘Ash tersirat rasa kesedihan dan mengatakan kepada istrinya,”aku datang untuk berpisah Zaenab.” Maka keluarlah Zaenab dari Mekkah meninggalkan Abu Al ‘Ash. Ia rela berpisah dengan suaminya yang sangat dicintainya untuk mempetahankan aqidah.
Pada saat Rasulullah shalat subuh, Zaenab memohon kepada ayahnya untuk mengembalikan barang-barang tawanan Quraisy. Abu Al- Ash mengembalikan barang tersebut seraya berkata, “wahai orang-orang Quraisy, masih adakah diantara kalian yang masih berada ditanganku dan belum diambil. Mereka menjawab tidak”. Kemudian ditempat inilah Abu Al Ash menyatakan masuk Islam. “demi Allah tiada yang menghalangi aku untuk masuk Islam di Madinah melainkan saya khawatir kalian menyangka bahwa aku hanya ingin melarikan harta kalian. Maka tatkala Allah mengembalikan barang-barang kaliandan sudah aku laksanakan tanggung jawabku, maka akupun masuk Islam”.
Akhirnya rumah tangga zaenab kembali bahagia dengan berlandaskan aqidah Islam. Satu tahun kemudian Zaenab meninggal meninggal dunia karena sakit yang membekas pada saat keguguran, Abu Al-Ash menangis hingga menyebabkan orang-orang disekitarnya turut menangis. Kemudian datanglah ayah Zaenab dan mengucapkan selamat tinggal. Semoga Allah merahmati Zaenab Al-Kubro binti Rasulullah SAW yang telah berjuang dan bermujahadah, semoga Allah membalas amalan beliau seluruhnya dengan balasan yang baik.
Demikianlah kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya telah membuat zainab meninggalkan suami yang dicintai untuk hijrah ke Madinah hingga akhirnya bersatu kembali karena suaminya memilih untuk meninggalkan kejahiliyaannya dan memutuskan untuk memeluk Islam. Sungguh kasih sayang yang terbentuk karena Allah dan Rasul-Nya akan lebih mulia dibandingkan kasih sayang kepada manusia yang hanya berlandaskan hawa nafsu belaka. Kasih sayang seperti yang telah dicontohkan oleh zaenab inilah yang harus dimiliki oleh para muslimah saat ini.

No comments: